Sunday, December 10, 2006

The First Computer Camp for The Blind

Auditodium BPPT, Kamis-Jumat, 23-24 NOvember 2006
Dari nama kegiatannya pasti orang langsung mengernyitkan dahi. National Computer Camp for The Blind...Kegiatan seperti apa yang kali ini digagas oleh Yayasan Mitra Netra. Ada juga pertanyaan yang sempat muncul, apakah nanti para tunanetra itu ditempatkan dalam satu area, dengan berbagai kegiatan di dalamnya sepertia cara "holiday camp" yang sering diadakan? Jawabannya tentu saja tidak.
Dua hari itu Yayasan Mitra Netra mengadakan beragam kompetisi yang berkaitan dengan teknologi komputerisasi dan olahraga bagi para tunanetra, yang diikuti oleh 100 orang tunanetra dari berbagai daerah di Indonesia. Sebut saja Jakarta, Bandung, Padang, Semarang, Makasar, dan... Hari pertama diisi dengan kompetisi pengoperasian komputer. Misalnya dari Mengetik cepat dengan MS. Word selama 15 menit, menghitung laba-rugi dengan MS. Excel, Menggunakan kamus Elektronik (Buatan Yayasan Mitra Netra bekerjasama dengan Citibank Peka) Indonesia-Inggris Inggris-Indonesia untuk mencari arti kata dan contoh penggunaannya, dan yang terakhir adalah mencari beberapa artikel di internet dan menyimpannya sebagai dokumen. dan hari kedua diisi oleh pertandingan catur simultan antara 75 orang tunanetra dengan grand master Susanto Megaranto (masi muda ya, dia:P)

Bagi orang-orang yang berpengliahatan mungkin kegiatan yang demikian bukanlah hal yang sulit, namun akan jadi sesuatu yang menarik untuk direnungkan ketika semua hal tersebut dilakukan oleh para tunanetra. Para tunanetra menggunakan komputer yang sama dengan yang kita gunakan sehari-hari, hanya saja dalam komputer tersebut diinstallkan screen reader--software pembaca layar--yang akan membacakan semua yang muncul di layar monitor dan para tunanetra tinggal mendengarkan apa yang dibacakan. Teman-teman tunanetra ini bisa membaca kata perkata atau baris perbaris, tergantung dari keinginannya. PEmbaca layar ini layaknya teman yang dapat membacakan bahkan mengejakan karakter yang dianggap sulit oleh teman-teman tunanetra. Yang masih disayangkan adalah dialek si "screen reader" sendiri masih seperti orang bule berbicara dalam bahasa Indonesia..

Melihat sekian banyaknya tunanetra yang "bermain komputer" dalam waktu yang bersamaan sempat memberikan kesan yang sangat mendalam, haru, pastinya. Takjub.. apalagi ya???? banyak pastinya perasaan yang tidak dapat digambarkan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home