Thursday, May 04, 2006

menulis tentang luka

Sudah lama juga aku ingin menuliskan hal ini di sini, di tempatku menuangkan semua hal yang ada dalam hidupku. Tapi ternyta baru kali ini aku memiliki keberanian untuk membuka lembaran yang penuh dengan coretan dan salah satu coretannya ditulis dengan darah. Ada banyak hal yang membuatku berani mengungkapkan semuanya walaupun alasan yang utama adalah karena aku baru mulai bisa menerima kenyataan yang tidak menyenangkan itu.

7 tahun yang lalu, aku (ceritanya) pacaran sama seseorang..awalnya siy, biasalah.. baik banget, orangnya bosenan, sampe taun kelima di sempat pacaran sama orang lain, putus sama aku trus balik lagi... tapi taun keenam aku punya rencana akan menikah (sebenarnya rencananya sudah lama, tapi kami berdua mundur-maju). Karena aku pikir dia akan berubah setelah kejadian yang tidak menyenangkan yang dia terima dari orang lain.. tapi ternyata dia bikin ulah yang sama bahkan lebih hebat lagi. Ngga cuma bilang aku psycho, tapi dia juga berani memukuliku hingga kepalaku berdarah, dan masih banyak perlakuan yang lebih tidak menyenangkan yang sering aku terima. Dia memukuliku seolah bukan memukul manusia tapi sandsack. Yang paling shock pastinya mamaku. Pasti ngga ada orang tua yang ingin anaknya menerima perlakuan seburuk itu. Karena hal itu juga aku memutuskan untuk menyudahi semuanya. Aku ngga mau terus membutakan diri dari semua perlakuan yang ngga wajar itu. Hebatnya lagi, bukan cuma dia yangmelakukan hal yang tidak menyenangkan itu tapi juga teman2nya, dan sampai saat ini pun aku masih menerima teror, entah sms atau missed call di HPku...

Kalo dia masih berpikir aku mengharapkan dia ada lagi dalam hidupku, maaf.. sejak kejadian itu aku memutuskan untuk menutup semua pintu yang pernah terbuka. Walaupun mungkin sempat ada celah yang terbuka. Tapi sedikit demi sedikit aku bisa merapatkan semua celah itu. Aku pikir, aku berhak memiliki hidup yang lebih menyenangkan, dan sekarang aku sudah mendapatkannya. Sulit memang bangkit dari keterpurukan tapi aku yakin, aku akan bisa melewati semuanya. Time will heal, memang, pelan tapi pasti..

Memang harus berulang kali menata hati, menata dan menata lagi, tapi aku rasa aku pasti bisa. Banyak hal yang bisa aku lakukan, dan banyak hal yang masih harus lebih diutamakan. Aku tidak pernah menyesalkan semua yang pernah ada, karena aku rasa segala pasti sudah digariskan. Aku percaya, Allah memberiku pelajaran yang tidak menyenangkan ini agar aku lebih tegar. Pasti didepan nanti ada hal yang lebih besar lagi.

Ada pertanyaan yang muncul kenapa baru sekarang ditulis atau diungkapkan kepada orang lain. Selain alasan tadi, aku tentunya punya alasan lain yang mungkin juga bisa diterima, ketika aku mengalami sesuatu (khususnya yang tidak menyenangkan) aku selalu mengendapkannya dalam hati, memikirkannya secara dalam (walau seringkali akibatnya tidak terlalu baik) dan setelah aku tidak terlalu emosional baru aku mau mengungkapkan pada orang lain. Intinya sih, aku ngga mau tulisanku hanya memunculkan sisi emosi, ketimbang logika... Aku juga menulis ini tanpa dendam (semoga). Aku selalu belajar untuk memaafkan, walaupun, jujur lukanya sangat dalam dan sulit untuk dilupakan. Tapi aku juga ngga mau merusak diri dengan sebongkah dendam yang terus ada.

Kalo ada lagi yang bertanya, "ngapain sih ditulis".. jujur saja, ini mungkin salah satu caraku mengungkapkan masalah ini, sekalian juga.. aku ingin orang lain belajar. Tentunya ini akan jadi cermin yang baik juga untukku kedepan nanti...

Aku juga ngga lupa, kok...Makasih banyak buat semua orang yang menyemangatiku (baca: ngomelin :p) untuk bangun dari hal itu
Temen2 gw, santi, ewet, atid... makasih dah nemenin gw (selalu) dimasa-masa sulit) percaya gw d.. gw ga mo jatuh berkali2 di lubang yang sama....
Mia, makasih untuk kalimat terakhir tadi malam "udahlah, ngga peduli dia mo ulang taun ke, mati kek, lo ngga usah peduli lagi. Jangan kasi dia kesempatan buat mukulin lo lagi" Lo bener, Mi.. gw harus liat diri gw sendiri instead of mikirin pandangan orang tentang gw, dan gw bisa maju terus seperti sekarang. Tengkyu banget, bu
Erick, makasih buat "brainwash dipagi hari" dengan chat panjangnya. Makasih banget pak, lo emang penasehat ulung..
rick: gw kira lo mo bilang, dia itu udah gw anggap mati..!!
rick: klo msh lo anggap teman ato sepintas..
rick: sama aja lo masih buka peluang dia utk masuk lg di memori otak lo..
rick: dan itu celakanya
Jonathan, gw tau laki ato pere itu soal perasaan sama...
Semua orang yang pernah singgah, yang telah memberi beragam warna..makasih...

makasih, makasih makasih......

0 Comments:

Post a Comment

<< Home